Bersama Malam di Pinggir Pantai Tapalang

  • Bagikan

MAMUJU,RAKYATSULBAR.COM – Suasana masih terbilang normal ketika jam menunjukkan pukul 19.30 malam. Kebisingan serba-serbi para pecinta pasar malam mulai menggeliat sejak dibuka beberapa hari lalu. Satu persatu para pengunjung didominasi anak-anak mulai mendatangi lokasi di pinggiran jalan yang menghubungkan Kecamatan Tapalang dan Tapalang Barat, Desa Orobatu.

Meski masih belum terlalu ramai pada jam-jam itu, namun wahana permainan seperti istana balon, kincir-kincir, putaran gelombang asmara, kereta bebek, lempar bola, tempat lukis, mancing hingga main pasir sudah mulai menjadi magnet bagi kalangan anak-anak hingga pengunjung dewasa.

Lokasi ini terbilang memikat bagi mereka yang senang hiburan apalagi disekitar tempat itu berada dekat pantai menambah daya tarik tersendiri.

Keramaian membuat wanita paruh baya menggandeng keluarganya mencoba salah satu permainan kereta yang ada di lokasi itu. Nurhayati begitu ia disapa memerhatikan laju permainan kereta yang membawa kedua cucunya mengitari rel mini yang bercahaya lampu warna-warni.

“Dua cucuku di atas (kereta), yang satu sudah sering satunya lagi baru kali ini naik kereta,” kata Nurhayati kepada Rakyatsulbar.com sembari melambaikan tangannya kepada kedua cucunya itu sambil tersenyum bahagia.

Meski putaran tak selaju kereta pada umumnya, orang tua masih merasa was-was dan tetap memerhatikan arah kereta itu berjalan. Mereka masih peduli situasi sulit terjadi bagi anak kesayangannya kapan saja terjadi. Tak lama satu demi satu gerbong kereta yang berjumlah tiga mulai terisi, beberapa anak menunjuk kegirangan ingin menaiki kereta dengan model kepala bebek di bagian depannya. Ada juga yang sebatas mengamati dari dekat sampai si anak puas meski hanya berdiri disamping permainan itu. “Tidak mau naik kereta,” kata salah satu pria dengan ditemani istri dan anak perempuannya.

Dianggap sudah cukup lama berada di kereta, kedua anak umur tiga tahun bersama sepupunya itu masih bertahan, ia tak merasa pusing bahkan bosan dengan putaran rel kereta.

Beda dengan anak lainnya satu persatu sudah ingin diangkat keluar. Senyuman keduanya seolah menggambarkan kegembiraan yang tak kunjung usai.

Menurut operator yang mengendalikan permainan itu, tidak membatasi lama anak berada di atas gerbong. Banyaknya penumpang yang ingin menaiki kereta menjadi salah satu pertimbangan.”Tidak (dibatasi), belum ramai juga,” katanya singkat.

Mengitari keramaian di wahana pasar malam tidak hanya terlihat pada permainan untuk anak-anak saja, pada level dewasa juga menyediakan lokasi belanja seperti baju, celana, jilbab dan pernak-pernik bagi anak. Begitupun pedagang sendal dan sepatu juga terlihat ambil bagian menyiapkan lapak dagangannya.

Disisi kanan memasuki tempat itu para pecinta kuliner seolah sepaket dimana terdapat keramaian. Beragam menu makanan dan minuman instan siap membantu selera makan pengunjung. “Lumayan bisa menambah penghasilan,” kata Adi dengan bangga.

Jualan Adi berada tak jauh dari arena permainan itu, posisinya ditengah dan ikut berjejer diantara banyaknya warung makan. Pria pecinta bola itu tidak sendiri, istri dan saudaranya jadi juru racik untuk menyiapkan menu bagi pembeli. Ia lalu mempersilahkan para pengunjung untuk mampir. Beberapa kursi plastik warna coklat disiapkan oleh Adi.

Sumber yang diterima Rakyatsulbar.com pasar malam tetap akan berlangsung hingga 17 Agustus bulan depan. Masih lama untuk bisa menikmati suasana malam di pinggir Pantai Tapalang. Lokasi yang terbilang unik itu bisa dilihat dari tempatnya yang berada tak jauh dari bibir pantai. Pada tahun 2022 jalan dengan rabat beton ini baru saja diselesaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Barat.

Rute ini menjadi akses singkat bagi masyarakat yang ingin keluar-masuk Kecamatan Tapalang Barat. Panjang jalan 1 km itu membelah bibir Pantai Tapalang yang dipenuhi gundukan pasir dan jenis tumbuhan pantai berbentuk landak. Dikutip dari generasi.com Spinifex littoreus termasuk kedalam jenis rumput-rumputan (Poaceae). Untuk penamaan lokalnya tanaman ini sering dijuluki “rumput gulung”, “rumput lari-lari” atau “rumput angin”.

Pada awal tahun 2023 lalu warga bekerja sama dengan pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) mulai membangun lima Gasebo berukuran kecil. Perhatian pemerintah desa masih menjadikan lokasi ini sebagai aset wisata yang berfokus pada pengembangan potensi andalan bagi masyarakat setempat. “Kami akan jadikan desa Orabatu sebagai desa wisata,” ungkap Kepala Desa Orobatu Maslim melalui sambungan telepon, Rabu kemarin, 27 Juli 2023.

(Ayub Kalapadang/ A)

  • Bagikan