MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM – Proyek pembangunan kampus Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju) yang berada di Lingkungan Padang Baka Timur, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat mendapat protes dari warga setempat
Hal itu, Ketua RT 3 Lingkungan Padang Baka Timur, Lalu Syamsul Rijal, mengungkapkan bahwa warga menyoroti terkait dampak pembangunan kampus tersebut, dimana sejumlah persoalan yang luput diperhatikan pihak kampus.
“Contoh pak bekas gusuran seperti di Jalan Baharuddin Lopa, mestinya dibuat talud. Masyarakat selalu mengadu karena khawatir material batu bisa mengenai permukiman mereka,” terang Syamsul, saat ditemui wartawan beberapa waktu lalu.
Ia menyatakan, warga mendukung pembangunan kampus Unimaju. Namun hanya saja ia meminta agar keselamatan masyarakat diperhatikan.
“Disana ada belasan rumah pak. Ini harus diantisipasi longsor atau sewaktu-waktu bila terjadi gempa,” ujarnya.
Ia pun mengaku, persoalan ini ia sudah disampaikan ke DPRD Mamuju. Tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut.
Ia pun berharap Pemkab Mamuju, khususnya OPD terkait agar bisa segera turun meninjau lokasi.
“Harapan kita agar hal-hal yang tidak diinginkan bisa diantisipasi sejak dini,” tuturnya.
Hasil pantauan di lokasi, tanah di area pembangunan dikikis cukup dalam hingga membentuk tebing curam di samping bangunan rumah warga. Kondisi ini membuat dinding rumah yang berada di tepi galian tampak rawan longsor atau roboh karena kehilangan penahan tanah.
Sejumlah material batu gajah juga tampak ditumpuk di belakang pemukiman warga.
Kondisi lahan terlihat rawan longsor karena belum ditopang talud permanen. Belasan rumah yang disebut warga memang berada berdekatan dengan area proyek. Sehingga kekhawatiran masyarakat dinilai beralasan.
Sebelumnya, dalam rapat pandangan umum fraksi terhadap Rancangan Perubahan APBD 2025 serta jawaban Bupati Mamuju di ruang sidang paripurna DPRD Mamuju, Rabu 30 Juli lalu, pembangunan Unimaju telah menjadi sorotan legislatif.
Juru bicara Fraksi Amanat Indonesia Raya, Muhammad Fadli, menilai pembangunan kampus tersebut telah abai terhadap aspek keselamatan dan lingkungan.
Fraksi meminta Pemkab melakukan peninjauan langsung ke lokasi, memastikan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) tersedia sebelum pembangunan dilanjutkan. Serta memberi perhatian khusus pada keselamatan warga.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi, menyebut akan memanggil semua pihak terkait dan melakukan tinjauan lapangan. Namun hingga kini upaya tersebut belum terlihat.
“Penyelesaian masalah ini akan dilakukan tanpa merugikan warga,” katanya.
Hingga berita ini diterbitkan, Media ini terus mencoba untuk melakukan konfirmasi ke pihak Rektorat kampus namun belum dapat dimintai keterangan. (*)








