MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Riuh Penonton Bioskop Studio 21 Mall Panakkukang Makassar menyambut kehadiran para pemain film pencarian Terakhir yang ditayangkan perdana m, Rabu (10/9/25)
Hadir dalam penayangan perdana ini, Adzana Ashel yang berperan sebagai Drupadi, Razan Zu sebagai Raka, Alika Kantinia sebagai Nurul, Dinda Mahira Maya dan Moh Iqbal Sulaiman sebagai Kang Rochmat.
Kepada media, para pemain berterima kasih kepada seluruh penonton di Kota Makassar yang menyambut dengan semangat dan mengapresiasi film produksi Starvision ini.
“Kami berterima kasih kepada para penonton di Makassar, mereka sangat ekspresif, sangat reaktif sekali, menyenangkan sekali melihat mereka antusiasnya sama seperti kita,” ucap Adzana.
“Aku udah kelima, empat, lima kali datang di Makassar dan selalu setiap aku entah manggung atau visit ke Makassar selalu antusiasnya tetap sama ya, tetap sangat amat merasa dihargai dan mereka juga sopan gitu orang-orangnya, jadi kita seneng banget,” sambungnya
Hal yang sama juga dibenarkan Iqbal, sambutan penonton kita Makassar membuatnya merasa dihargai.
“Sebagai pekerja seni peran, kami merasa dihargai dengan responnya yang seperti itu dan tujuh responnya pun kita sangat berterima kasih sama teman-teman di Makassar,” timpal Iqbal.
Lebih jauh para pemain menceritakan keseruan shooting film bergenre horor misteri yang berlangsung selama 24 hari ini.
“Selama shooting 24 hari ini kita Happy banget dan selama itu tidak ada kejadian mistis jadi aman,” jelas Razan.
Lebih jauh,Alika menceritakan meski tidak ada pengalaman sebelumnya ke gunung, ia mengimbanginya dengan olahraga. “Kami tidak ada pengalaman ke gunung tap kami berolahraga. Karena shootingnya di alam kami juga sebelumnya sudah diwanti Wanti untuk menjaga sikap,” bebernya.
Jadi sama-sama pertama kali, tapi untuk olahraga sendiri, masing-masing kali.
Kita olahraga ya, tapi kalau untuk pengalaman gunung mungkin beberapa dari kita ada yang sudah pernah,” tutup Dinda
Film Pencarian Terakhir ini menceritakan tentang kisa keluarga pendaki dan pencarian selama berhari-hari di gunung Sarangan. Film ini didedikasikan untuk jiwa yang hilang di gunung dan mereka yang tanpa lelah mencari keberadaan para pendaki yang hilang.
(Andi Nurhikmah/Rakyatsulsel)
