MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) Kasma di Desa Salletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulbar didatangi Polisi bersama Bulog dan Dinas Ketahanan Pangan Mamuju, usai vidio yang diunggah di media sosialnya menjadi viral.
Sebelumnya, Ibu IRT ini mengunggah video beras SPHP yang ia masak itu bisa memantul seperti bola. Ia mengaku ada keganjalan pada beras SPHP yang ia masak.
Menurut penjelasan Kasma, beras ia masak itu diduga palsu karena bisa memantul, selain itu beras yang ia masak bisa bertahan berhari- hari tidak basi.
“Saya curiga pak, itu kenapa beras SPHP itu bisa memantul, dan sudah tiga hari saya masak tidak basi,’ujar Kasma, saat ditemui sejumlah wartawan di rumahnya, Rabu (17/9/25).
Kasma juga mengaku beras yang dimasak sama seperti yang ia lihat di media sosial seperti di tik-tok ciri-ciri beras oplosan. “Persis pak, makanya saya unggah ke Facebook,”jelas Kasma.
Selain itu, Kasma juga diminta membaca pernyataan klarifikasi terhadap unggahan di medsosnya yang viral, namun Kasma memilih menyampaikan sesuai pengalamannya dan kata hatinya. “Saya minta maaf kepada teman-teman semua, kalau unggahan saya sudah bikin gaduh, dan tidak benar kalau beras itu aman dikonsumsi,” ujar Kasma.
Sementara itu, pihak bulog Mamuju melalui Asisten Manager Akuntansi, Aryono Azis, saat ditemui sejumlah wartawan di lokasi kejadoian, memastikan beras yang beredar bukanlah beras oplosan atau beras plastik.
“Saya pastikan beras SPHP yang disalurkan memang beras impor dari Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Thailand. Spesifikasinya lebih keras, air yang dibutuhkan saat dimasak juga lebih banyak dibanding beras lokal,” terang Aryono Azis.
Aryono Azis menambahkan, tekstur beras impor tersebut bisa membuat nasi lebih kenyal dan bisa memantul ketika ditekan.
“Itu karena kadar amilosa tinggi. Jadi bukan oplosan pak. Rasanya memang agak hambar, tapi semua itu aman untuk dikonsumsi,”pungkasnya.
Kata Aryono Azis, total beras impor masuk ke Sulbar tidak sampai 1.000 ton.
Ia menjamin, seluruh beras telah melalui uji kelayakan dan digunakan untuk program stabilisasi harga pangan.
“Tidak ada sama sekali beras plastik. Semua beras murni dari petani, baik lokal maupun impor. Ini hanya persoalan tekstur dan cara memasak,”jelasnya.
Ditempat yang sama, pihak Polda Sulbar yang ikut menyalurkan beras SPHP di masyarakat tersebut mendatangi warga yang membuat viral beras tersebut.
Pihak Polda Sulbar di dampingi Bulog Mamuju dan Dinas Ketahanan Pangan, untuk melihat langsung dan mengklarifikasi beras yang viral di Medsos.
“Ia kami datang disini untuk mengklarifikasi langsung beras SPHP yang diviralkan oleh warga di medsos. Beras SPHP tersebut pihak Polda Sulbar ikut menyalurkannya ke masyarakat. Beras itu sudah dilakukan uji mutu sebelum disalurkan ke masyarakat dan aman dikonsumsi,” ujar Kasubdit Binmas Polda Sulbar Iptu Risman saat ditemui di lokasi.
Selain itu, pihaknya juga meminta klarifikasi kepada warga yang viralkan, dan ia juga mengamankan barang bukti (BB) beras yang diduga beras plastik.
“Kami juga mengamankan barang bukti dan barang bukti itu akan kami di bawah di Polda Sulbar untuk selanjutnya untuk di jadikan BB jika dibutuhkan untuk tindak lanjutnya,” jelasnya. (*)








