MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Rencana perombakan atau reshuffle seluruh perangkat Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, memicu polemik internal pemerintahan desa. Kebijakan yang disebut sebagai “penyegaran” oleh kepala desa itu justru mendapat penolakan keras dari Sekretaris Desa (Sekdes).
Kepala Desa Dungkait, Arman, menegaskan bahwa rencana rotasi jabatan tersebut bukan merupakan pemberhentian, melainkan sekadar pergeseran posisi demi peningkatan kinerja dan percepatan pembangunan desa.
“Ini penyegaran. Bukan kemauan saya pribadi, tapi aspirasi masyarakat demi kemajuan pembangunan desa,” ujar Arman saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (25/12/2025).
Arman juga menekankan bahwa hingga kini belum ada keputusan resmi yang dikeluarkan.
“Tidak ada pemberhentian, hanya rolling jabatan. Itu pun masih sebatas wacana karena belum ada SK,” tambahnya.
Meski demikian, Arman mengakui bahwa sejumlah nama telah disiapkan untuk mengisi posisi tertentu.
“Nama untuk posisi A, B, dan C sudah ada. Saya berharap semua bisa menerima, karena ini bukan pencopotan jabatan, hanya penyegaran,” katanya.
Namun pernyataan tersebut berbanding terbalik dengan sikap Sekretaris Desa Dungkait, Mariono. Ia secara tegas menolak rencana rotasi tersebut karena dinilai tidak sesuai prosedur dan dilakukan tanpa alasan yang jelas.
“Saya tidak terima karena tidak pernah diberi penjelasan terkait alasan rotasi itu,” ujar Mariono saat dihubungi terpisah, Kamis (25/12/2025).
Mariono bahkan menyatakan siap menempuh jalur administratif hingga pengawasan lembaga negara jika Surat Keputusan (SK) benar-benar diterbitkan.
“Kalau SK keluar, saya akan ajukan keberatan ke kecamatan. Jika kecamatan berani mengeluarkan rekomendasi, saya akan lanjutkan ke PMD sampai ke Ombudsman,” tegasnya.
Ia menilai rencana pergantian tersebut mengabaikan rekam jejak dan dedikasi perangkat desa yang telah membangun pemerintahan desa selama bertahun-tahun.
“Kami membangun desa ini sejak 2018 dengan kerja keras. Tiba-tiba mau diganti tanpa alasan yang jelas, itu yang saya tidak terima,” pungkas Mariono.
Hingga berita ini diturunkan, polemik reshuffle perangkat Desa Dungkait masih berlanjut dan berpotensi meluas ke ranah pemerintahan di atasnya apabila tidak diselesaikan secara transparan dan sesuai aturan. (Muh.Fajrin)








