MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM – Kasus dugaan keracunan massal yang menimpa 26 pelajar di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, pada Rabu (24/9/2025), kini menemui titik terang. Dimana hasil uji laboratorium dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju menyatakan bahwa nasi yang dikonsumsi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) positif mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju, dr. Sita Harit Ibrahim, menjelaskan bahwa dari lima sampel makanan yang dikirim untuk diuji yakni nasi, ayam krispi, semangka, tempe, dan sambel sayur, hanya tiga yang bisa diperiksa karena dua lainnya sudah rusak.
“Hasil uji laboratorium menemukan keberadaan kuman Escherichia coli pada sampel nasi. Diduga hal ini disebabkan oleh proses pengolahan makanan yang tidak higienis, sehingga memungkinkan bakteri tumbuh dan menghasilkan racun,” ungkap Harit saat ditemui, Kamis (2/10/2025).
Meski demikian, Harit memastikan bahwa gejala yang dialami para pelajar tergolong ringan, seperti sakit perut, pusing, dan sesak napas ringan, yang sebagian juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti asam lambung.
Ia menegaskan bahwa hasil pemeriksaan telah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat serta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Pemerintah daerah juga telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat guna memperketat pengawasan pelaksanaan program MBG.
“Pengawasan harus dilakukan sejak tahap pengolahan hingga distribusi makanan. Kami menduga ada standar operasional prosedur (SOP) yang tidak dijalankan. Misalnya, tempat pencucian peralatan makan seharusnya memakai air mengalir,” jelasnya.
Proses Hukum Masih Berjalan
Meski penyebab keracunan telah dipastikan berasal dari makanan MBG, proses hukum terkait kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Kasi Humas Polresta Mamuju, Ipda Herman Basir, mengungkapkan bahwa penanganan perkara kini telah diambil alih oleh Polda Sulawesi Barat.
“Penanganan kasus ini sejak Selasa sudah ditangani oleh Polda. Untuk informasi lebih lanjut silakan konfirmasi langsung ke sana,” ujarnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sulbar, Kombes Pol Slamet Wahyudi, membenarkan bahwa proses penyelidikan masih terus berjalan.
“Karena masih dalam proses, kami belum bisa menyampaikan detail lebih lanjut. Namun, penyelidikan tetap berlanjut dan akan diinformasikan jika ada perkembangan terbaru,” tegasnya.
Publik kini menanti langkah tegas dari pemerintah dan aparat penegak hukum agar kejadian serupa tidak kembali terulang dan program MBG bisa berjalan dengan lebih aman dan bertanggung jawab.
Sebelumnya diberitakan, Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) dan SMP di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terpaksa harus dilarikan ke Puskesmas Tapalang diduga keracunan makanan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (24/9/25).
Diketahui 26 pelajar diantaranya siswa SDN Taan dan SMP 1 Tapalang, kecamatan Tapalang, yang diduga mengalami keracunan menu MBG.
Insiden dugaan keracunan tersebut terjadi usai para siswa menyantap makanan siang dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan kepada seluruh siswa sekolah dasar.
Usai menyantap beberapa siswa mulai mengeluhkan sakit kepala dan nyeri perut tak lama setelah makan siang.
Hal itu, Kapolsek Tapalang, Iptu H. Mino, membenarkan kejadian tersebut. “Iya benar pak, sudah ada siswa yang dilarikan ke Puskesmas Tapalang diduga keracunan MBG ,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.
(*)








