RAKYATSULBAR.COM – Terdapat sedikit perbedaan dalam proses Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Pada tahun ini panitia SNPMB mendorong sekolah untuk menggunakan e-rapor.
“Yang membedakan adalah, di tahun ini kami mendorong sekolah untuk menggunakan e-rapor dalam pengisian PDSS. Karena kalau seluruh sekolah sudah melakukan e-rapor, tentu proses ini bisa lebih dipercepat untuk pengambilan dan penarikan data, karena tinggal menunggu yang semester 5 saja sebenarnya karena e rapor dimasukkan tiap semester,” jelas Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Prof Dr Ir Eduart Wolok, ST, MT dalam konferensi pers Peluncuran SNPMB Tahun 2025 pada Rabu (11/12/2024) dalam YouTube SNPMB ID.
Bagi sekolah yang menggunakan e-rapor, akan mendapatkan insentif berupa penambahan kuota siswa eligible sebesar 5%. Sehingga, jika sekolah yang bersangkutan terakreditasi A dan menggunakan e-rapor, maka kuota siswa untuk mengikuti SNBP menjadi 45%, kemudian jika akreditasi B menjadi 30%, dan C menjadi 10%.
“Tentu ini juga dalam bentuk di samping mendorong menggunakan e-rapor juga menambah kesempatan siswa kelas terakhir mengikuti SNBP,” kata Prof Eduart.
Ia menerangkan e-rapor sebetulnya adalah salah satu cara untuk mengatasi keluhan nilai rapor semester 1-5 yang dimasukkan baru di akhir, sedangkan pada e-rapor nilai semester 1-5 dimasukkan tiap semester.
“Artinya tingkat kepercayaannya akan jauh lebih baik di e-rapor. Saat ini pengguna e-rapor untuk SMA sudah ada sekitar 8.000 sekolah, SMK ada 7.900, kalau untuk MA itu ada digital madrasah itu 9.000 madrasah,” beber Prof Eduart.
“Tetapi saat ini sedang ada sinkronisasi ke Dapodik, EMIS itu diberi kesempatan 31 Desember. Data yang disinkronisasi itu adalah yang dapat diintegrasikan ke PDSS,” imbuhnya.
Kendati demikian, panitia SNPMB 2025 tetap menyediakan dua opsi, baik untuk memasukkan nilai rapor secara manual atau menggunakan e-rapor.
“Setelah dilakukan sinkronisasi ini, kita akan tindak lanjuti dengan ke direktorat masing-masing, direktorat terkait untuk koordinasinya,” pungkas Prof Eduart.