MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM — Dalam rangka meningkatkan kompetensi teknis personel pemeliharaan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT), serta untuk menindaklanjuti gangguan yang terjadi pada SKTT 150 kV GIS Bontoala – Tallo Lama, PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pengatur Beban (UIP3B) Sulawesi bersama Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi dan Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) menyelenggarakan kegiatan Upskilling Pelacakan dan Penanganan Gangguan SKTT. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 hingga 9 Mei 2025 di PLN GI Tello Lama dan GIS Bontoala, Makassar.
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan keandalan jaringan transmisi berbasis kabel bawah tanah yang memainkan peran krusial dalam menjaga pasokan listrik di wilayah Sulawesi.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan ini, tim teknis dari UIP3B Sulawesi, UIP Sulawesi dan UIT JBM melakukan pelacakan gangguan, identifikasi titik permasalahan, serta tindak lanjut teknis untuk memastikan kondisi SKTT 150 kV GIS Bontoala – Tallo Lama kembali dalam kondisi optimal.
Pemateri upskilling ini terdiri dari para ahli dan praktisi dari UIP Sulawesi dan UIT JBM, yang memberikan pelatihan langsung di lapangan serta berbagi pengalaman terkait teknik pelacakan gangguan dan perawatan SKTT.
Mereka juga mengajarkan teknik terbaik dan standar pemeliharaan SKTT sesuai dengan best practice yang berlaku di lingkungan PLN.
Diselenggarakan oleh PLN UIP3B Sulawesi, kegiatan ini diikuti oleh perwakilan peserta upskilling dari PLN UIP3B Sulawesi, PLN UPT Makassar, dan PLN UPT Manado.
Selama kegiatan, peserta diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan langsung di lapangan, berbagi pengalaman, serta mendalami standar pemeliharaan SKTT yang sesuai dengan praktik terbaik di lingkungan PLN.
Selain sebagai tindak lanjut atas gangguan yang terjadi, kegiatan ini juga berfungsi sebagai forum peningkatan kompetensi bagi seluruh personel yang terlibat, guna memperkuat kemampuan teknis mereka dalam menghadapi tantangan pemeliharaan jaringan transmisi yang terus berkembang.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan tidak hanya pemulihan gangguan dapat dilakukan secara efektif, tetapi juga dapat mencetak sumber daya manusia yang semakin handal dan siap mendukung keandalan sistem transmisi kelistrikan di wilayah kerja masing-masing. (*)