RAKYATSULBAR.COM – Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, telah mengumumkan langkah strategis untuk mengajukan tiga warisan budaya tak benda ke UNESCO pada bulan Desember mendatang.
Tiga warisan budaya tersebut adalah Reog Ponorogo, Kolintang, dan Kebaya. Pengajuan ini tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan pengakuan internasional, tetapi juga untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia yang sangat beragam.
“Dalam beberapa tahun terakhir ini, upaya pelestarian budaya semakin kita tingkatkan. Melalui program-program konkret, seperti pengajuan warisan budaya kepada UNESCO, dan yang paling dekat itu pada bulan Desember 2024,” kata Fadli Zon yang dikutip dari Antara, Selasa (19/11/2024)
Fadli Zon menekankan bahwa pengajuan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengukuhkan jejak sejarah dan memperkenalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tiap warisan budaya ini, seperti gotong royong, semnagat keberamaan, dan penghormatan terhadap keberagaman.
“Boleh dibilang kita ini menjadi negara yang sangat, yang paling kaya budayanya di seluruh dunia. Saya mengatakan di berbagai kesempatan, setelah saya keliling ke banyak negara, tidak ada negara yang kekayaan budayanya lebih hebat dari Indonesia,” ujar Fadli Zon.
Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya, yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan generasi muda. Ini dicantung dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang mendukung pelestarian dan pengembangan budaya secara berkelanjutan.
Simbol Kebanggaan
- Reog Ponorogo merupakan seni pertunjukan tradisional yang mencerminkan kekuatan dan kearifan lokal, yang juga berkaitan dengan cerita Panji.
- Kolintang adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Utara, menjadi simbol harmoni dan keragaman dalam bermusik.
- Kebaya adalah pakaian khas perempuan Indonesia, mencerminkan keanggunan dan keberagaman budaya di Nusantara.
“Perjuangan ini tak cukup hanya berhenti di tangan pemerintah. Pelibatan aktif masyarakat, akademisi, pelaku seni, generasi muda menjadi kunci utama keberhasilan kita menjaga warisan budaya,” kata dia.
Fadli juga menyatakan harapannya agar kebudayaan Indonesia dapat lebih dikembangkan, dimanfaatkan, dan dibina dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.