Bentrok di Pabrik Nikel Morowali, Seorang Mandor Tewas Dikeroyok Rekan Kerja

  • Bagikan
Bentrok di Pabrik Nikel Morowali, Seorang Mandor Asal Tiongkok Tewas Dikeroyok Rekan Kerja

MOROWALI, RAKYATSULBAR.COM — Suasana mencekam menyelimuti kawasan industri PT Future Metal Indonesia (FMI), Morowali, Sulawesi Tengah, setelah seorang mandor tenaga kerja asing (TKA) tewas dikeroyok rekan kerjanya.

Peristiwa berdarah yang disebut terjadi pada Rabu (22/10/25) itu kini viral dan menghebohkan media sosial.

Peristiwa berdarah itu sontak viral di media sosial usai sebuah video amatir tersebar luas, salah satunya di akun Instagram @creepy_room, menampilkan suasana kacau di area pabrik.

Dalam rekaman, tampak sekelompok pekerja saling dorong dan baku pukul hingga akhirnya seorang pria terkapar di lantai pabrik.

Informasi yang dihimpun menyebut, insiden bermula dari teguran keras sang mandor terhadap seorang pekerja yang tengah memindahkan material di area produksi. Teguran bernada tinggi itu memicu adu mulut, sebelum akhirnya berubah menjadi pengeroyokan brutal.

Seorang saksi mata yang enggan disebut namanya mengungkapkan, korban dikenal berkarakter keras dan sering memarahi rekan kerjanya.

“Itu mandor memang kasar, dia duluan yang mukul. Tapi yang dipukul bukan anak buahnya, jadi yang lain ikut nyerang,” ungkap saksi di lokasi.

Korban akhirnya tewas di tempat setelah menjadi sasaran amukan sejumlah pekerja. Situasi baru mereda setelah aparat keamanan internal dan pihak perusahaan turun tangan mengevakuasi korban serta mengamankan beberapa orang yang diduga terlibat dalam pengeroyokan.

Insiden ini menimbulkan gelombang keprihatinan publik sekaligus menyoroti kembali rapuhnya komunikasi dan lemahnya pengawasan di industri nikel Morowali, yang selama ini memperkerjakan ribuan tenaga kerja lokal dan asing.

Kapolsek Bahodopi, Ipda Ewaldo Tasmi, membenarkan adanya informasi soal insiden tersebut, namun menegaskan pihaknya masih melakukan pendalaman.

“Informasi yang kami terima masih simpang siur karena belum ada laporan resmi. Kami masih menyelidiki kebenaran video yang beredar untuk memastikan fakta peristiwanya,” jelas Ewaldo saat dikonfirmasi, Senin (27/10/25).

Hingga berita ini diterbitkan, pihak manajemen PT FMI maupun PT IMIP belum memberikan pernyataan resmi. Keduanya disebut masih melakukan koordinasi internal sebelum menyampaikan penjelasan terbuka kepada publik.

Peristiwa ini menambah panjang daftar bentrok di kawasan industri nikel Morowali, yang beberapa tahun terakhir kerap diwarnai ketegangan antara tenaga kerja lokal dan asing akibat tekanan kerja tinggi serta ketimpangan komunikasi di lapangan. (Rakyatsulsel)

  • Bagikan